
Gereja Segala Bangsa di Yerusalem
Gereja Segala Bangsa, atau juga dikenal sebagai Gereja atau Basilika Agony, adalah sebuah Gereja Katolik Roma yang terletak di Bukit Zaitun di Yerusalem, tepatnya di samping Taman Getsemani.
SEJARAH
Gereja Segala Bangsa yang terletak di kaki Bukit Zaitun ini dibangun oleh arsitek Italia yang bernama Antonio Barluzzi pada tahun 1919-1924. Gereja ini dibangun diatas gereja pertama yang bergaya Byzantium yang dibangun pada abad ke 4 masehi dan kemudian dihancurkan oleh bangsa Persia pada tahun 614 dan kemudian dibangun kembali oleh serdadu perang salib tetapi kemudian dihancurkan kembali.

Interior Gereja Segala Bangsa (The Church of All Nations)
Di dalam gereja ini terdapat sebuah batu yang diyakini sebagai tempat di mana dahulu Yesus pernah berdoa di taman Gethsemane pada malam sebelum Dia dikhianati oleh Yudas Iskariot (Mat 26:36-46, Mar 14:32-35, Luk 22:39-46).
Gereja ini diberi nama Gereja Segala Bangsa karena pembangunan gereja ini dibiayai oleh 12 bangsa (negara) di dunia yang kemudian ditandai dengan lambang-lambang dan kubah gereja. Selain memiliki nama sebagai gereja segala bangsa, gereja ini juga dikenal sebagai gereja Agony yang artinya penderitaan oleh karena itu interior gereja ini berkesan agak gelap guna disesuaikan dengan arti nama gereja tersebut.

Batu tempat dimana Tuhan Yesus berdoa untuk terakhir kalinya.
DIPERGUNAKAN OLEH DENOMINASI LAIN
Sebuah altar terbuka yang terletak di taman gereja digunakan oleh banyak denominasi Kristen termasuk pengikut Katolik Roma, Ortodoks Timur, Armenian Apostolik, Protestan, Lutheran, Evangelical, Anglikan, dan versi lain dari Kristen yang unik dari tiap-tiap negara.
DESAIN DAN KONSTRUKSI
Lantai basilica ini meniru berdasarkan sisa mosaik yang ditemukan dari zaman Kaisar Teodosius. Di tembok luar gereja sekarang dapat disaksikan sebuah mosaik karya G. Bargellini yang bertema Yesus menguduskan segala macam derita manusia. Kaca-kaca di dalam gereja berwarna ungu menciptakan suasana remang-remang yang mengundang orang untuk berdoa dan bermeditasi. Mosaik-mosaik bermotif bunga di langit-langit diciptakan oleh D. Archiardi; patung-patung oleh G. Tonnini, sedangkan hiasan-hiasan dari besi – oleh A. Gerardi. Yang patut diperhatikan secara khusus ialah mosaik di atas altar utama yang menggambarkan Yesus sedang mengalami sakratul mautnya. Mosaik ini dibiayai oleh umat dari Hungaria. Mosaik yang menggambarkan penangkapan Yesus dibiayai oleh para serdadu dari Polandia. Mosaik yang menggambarkan pengkhianatan Yudas dibiayai oleh umat Irlandia. Teralis besi di sekeliling Batu Sakratul Maut dibiayai oleh umat dari Australia.

Gereja Segala Bangsa jika dipandang dari depan.
Berbagai sumbangan berharga dipersembahkan oleh beberapa bangsa demi memperindah gereja ini, yaitu oleh Amerika, Jerman, Kanada, Belgia, Inggris, Meksiko, Chile, Brasilia, Argentina (lambang negara-negara tersebut terdapat pada langit 12 kubah). Justru karena sumbangan universal itu, gereja ini diberi nama Gereja Segala Bangsa. Fasad gereja didukung oleh deretan Korintus kolom ditetapkan di bawah mosaik yang modern yang menggambarkan Yesus Kristus sebagai mediator antara Allah dan manusia. Desainer dari fasad mosaik adalah Profesor Giulio Bargellini .
Atap gelembung-kubah, kolom tebal, dan fasad mosaik, memberikan gereja suatu tampilan bergaya Neoklasik.
Gereja Segala Bangsa di Yerusalem ini dirancang oleh Italia arsitek Antonio Barluzzi dan saat ini gereja ini dipercayakan kepada The Custody of the Holy Land.
STAY SAFE AND HEALTHY!