
Sejarah Gerbang Emas di Yerusalem dan Nubuatannya
GERBANG EMAS yang terletak di dinding timur Bukit Bait Suci di Kota Yerusalem berawal pada tahun 1541 Masehi dan merupakan yang tertua dari delapan gerbang yang ada di ‘Kota Tua Yerusalem’ saat ini. Selama masa Bait Allah Pertama (abad ke-10 SM hingga 586 SM), Gerbang Emas ini adalah pintu masuk utama ke area Bait Allah. Gerbang Yerusalem timur yang dibangun kembali adalah pintu masuk utama ke daerah Bait Suci Kedua, serta gerbang yang sama dimana Yesus masuk dengan seekor keledai yang rendah hati di pintu masuk kemenangan-Nya pada waktu Minggu Palma (Mar. 11:1-11, Mat. 21:1-11, Luk. 19:28-44 dan Yoh. 12:12-19).
Gerbang timur Bait Suci Kedua yang pernah dimasuki oleh Yesus ini mungkin hanya memiliki satu gapura. Gerbang asli Bait Allah Kedua yang dibangun Nehemia mungkin 1000 kaki kearah selatan dari tempat Gerbang timur saat ini dan berada di bawah tanah, seperti yang didokumentasikan oleh arkeolog James Fleming pada tahun 1969. Melalui gerbang bawah (sekarang di bawah tanah) itulah Yesus akan masuk Yerusalem pada tahun 30 Masehi.

Peta Kota Tua Yerusalem yang menunjukkan lokasi Gerbang Emas (Golden Gate) serta lokasi kedelapan Gerbang Yerusalem lainnya.
Nama Ibrani Gerbang Emas adalah Sha’ar HaRachamim, Gerbang Belas Kasihan. Dalam sumber Yahudi gerbang timur kompleks Bait Allah disebut Gerbang Shushan. Jika Gerbang Emas merujuk lokasi Gerbang Shushan, bukan hanya anggapan tanpa bukti arkeologis, ini akan menjadikannya gerbang tertua dari gerbang saat ini di Tembok Kota Tua Yerusalem. Menurut tradisi Yahudi, Shekhinah (Hadirat Ilahi) biasanya muncul melalui Gerbang Timur, dan akan muncul lagi ketika Yang Diurapi (Mesias) datang (Yehezkiel 44: 1–3) dan sebuah gerbang baru menggantikan yang sekarang. Mungkin itulah sebabnya orang-orang Yahudi biasa berdoa di abad pertengahan untuk minta ampun di bekas gerbang ini, alasan lain yang mungkin adalah bahwa pada periode Tentara Salib, ketika kebiasaan ini pertama kali didokumentasikan, mereka tidak diizinkan masuk ke kota tempat Tembok Barat berada. Oleh sebab itu diberikan nama “Gerbang Belas Kasihan atau Gerbang Rahmat Tuhan”.
KONSTRUKSI GOLDEN GATE (GERBANG EMAS)
Sejarawan abad pertama, Yosefus Flavius menyebutkan “gerbang timur” dalam catatannya, mencatat fakta bahwa gerbang ini dianggap berada di ujung timur laut jauh dari pengadilan sakral. Menurut Mishnah, sebelumnya ada jalan lintas yang mengarah dari Bukit Bait Allah ke arah timur di atas lembah Kidron, membentang hingga ke Bukit Zaitun. Rabi Eliezer, yang tidak setuju, mengatakan bahwa itu bukan jalan lintas, melainkan pilar marmer tempat papan cedar diletakkan, digunakan oleh Imam Besar dan rombongannya. Gerbang ini tidak digunakan oleh rakyat Yahudi biasa untuk memasuki Bukit Bait Suci, tetapi hanya diperuntukkan bagi Imam Besar dan semua orang yang membantunya ketika mengeluarkan Sapi Merah atau kambing hitam pada Hari Raya Yom Kippur.

Penampakan Gerbang Emas (Golden Gate) dari depan. Di depan pintu masuk Gerbang sudah banyak makam Yahudi, Islam, dan Kristen.
Gerbang ini terletak di sepertiga utara tembok timur Bukit Bait Allah. Gerbang Emas (Golden Gate Jerusalem) yang berdiri saat ini mungkin dibangun pada tahun 520 Masehi, sebagai bagian dari program pembangunan Justinianus I di Yerusalem, di atas reruntuhan gerbang sebelumnya. Ada sebuah teori alternatif menyatakan bahwa itu dibangun di bagian selanjutnya pada abad ke-7 oleh pengrajin Bizantium yang dipekerjakan oleh para khalifah Bani Umayyah. Orang Turki Ottoman mengubah gerbang bertembok menjadi menara pengawal. Di lantai dasar, aula berkubah dibagi menjadi empat kolom menjadi dua lorong, yang mengarah ke Pintu Belas Kasihan, Bab al-Rahma, dan Pintu Pertobatan, Bab al-Taubah; kamar di lantai atas memiliki dua kubah atap sebagai langit-langitnya.
Pada tahun 2003, akses ke Gerbang Emas dari dalam Bukit Moria ditutup oleh otoritas Israel, bertentangan dengan rencana konstruksi oleh Wakaf Islam yang gagal mendapatkan izin bangunan yang tepat. Dan pada bulan Februari 2019, bagian dalam gerbang dibuka kembali untuk jamaah Muslim, dari Bukit Bait Suci. Namun, gerbang itu sendiri masih tetap disegel hingga saat ini.
CERITA MENGENAI PENYEGELAN GERBANG EMAS
Ditutup oleh kaum Muslim pada tahun 810, dibuka kembali pada tahun 1102 oleh Ksatria Salib, kemudian ditutup oleh Saladin setelah merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187. Sultan Utsmani Suleiman yang Agung membangun kembali kota itu bersama-sama dengan tembok-tembok kota, tetapi menemboknya pada tahun 1541, dan tetap bertahan hingga saat ini.
Suleiman mungkin telah mengambil keputusan ini semata-mata karena alasan perlindungan, tetapi dalam tradisi Umat Yahudi ini adalah gerbang yang akan dilewati oleh Mesias ketika nanti akan masuk ke kota Yerusalem. Dan ada pendapat bahwa Suleiman menyegel Gerbang Emas untuk mencegah Mesias masuk. Bangsa Utsmani juga membangun kuburan di depan Gerbang Emas, untuk mencegah pendahulu Mesias, yaitu Elia untuk melewati gerbang dan dengan ini maka Mesias tidak akan pernah datang. Keyakinan ini didasarkan pada dua hal. Pertama, menurut ajaran Islam, Elia adalah keturunan Harun yang menjadikannya seorang imam atau kohen. Kedua, bahwa seorang kohen Yahudi tidak diizinkan memasuki kuburan atau dengan kata lain najis. Premis kedua ini padahal tidak sepenuhnya benar karena Kohen diizinkan memasuki kuburan tempat orang Yahudi atau non-Yahudi selama hukum tertentu atau Halakha mengenai kemurnian dipatuhi.
GERBANG EMAS DALAM TRADISI NASRANI
Menghormati tradisi Yahudi dan diilhami oleh kisah apokrif tentang kehidupan Perawan Maria, para seniman Kristen abad pertengahan menggambarkan hubungan kakek-nenek Yesus dari pihak ibu-Nya yaitu Yoakim dan Anna yang bertemu di Gerbang Emas (Golden Gate). Pasangan itu datang untuk mewakili idealisme Kristen tentang kesucian atas hubungan suami istri dalam pernikahan. Kebiasaan saleh seorang pengantin laki-laki yang membawa mempelai wanita melintasi ambang rumah pernikahan mereka mungkin didasarkan pada simbolisme tradisional Gerbang Emas kepada orang beriman. Dalam seni abad pertengahan awal, prinsip formal sekarang dari konsepsi Dikandung Tanpa Noda dari ibu Kristus umumnya digambarkan dalam bentuk yang dikenal dalam bahasa Italia sebagai Metterza: tiga generasi nenek, ibu, dan anak.
Dalam eskatologi Kristen, matahari terbit di timur melambangkan kebangkitan Kristus pada waktu fajar pada hari Minggu Paskah dan arah Kedatangan-Nya yang kedua. Tempat-tempat suci untuk ibadah jemaat Kristen pada sebuah altar sering diatur mengarah ke arah timur. Gerbang kota di pusat-pusat kota Kristen sering berisi artefak keagamaan yang dimaksudkan untuk menjaga kota dari serangan dan untuk memberkati para pelancong. Gerbang Ostra Brama di Vilnius, Lithuania berisi ikon Bunda Kami Gerbang Fajar, yang dihormati oleh penduduk Katolik Roma dan Ortodoks.
STAY SAFE AND HEALTHY!